KANAL

Penerbangan Tasik-Jakarta Kembali Normal

×

Penerbangan Tasik-Jakarta Kembali Normal

Sebarkan artikel ini

“Januari memang low season, kebijakan perusahaan penerbangan tidak setiap hari melayani perjalanan Tasik-Halim atau sebaliknya. Hanya beberapa hari, dari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu saja. Tapi itu sampai pekan ini, pekan depan mulai normal seperti biasa,” ujar Airport Manager Lion Air Bandara Wiriadinata Tasikmalaya, Asep Ilman, Jumat (25/1/2019).

Ia mengatakan, ada beberapa hari tertentu yang sering kehabisan tempat duduk untuk penerbangan tersebut. Terutama pada akhir pekan karena banyak yang pulang ke kampung halaman ataupun berangkat ke tempat perantauan.

“Sejauh ini load factor kita rata-rata di kisaran 80 persen. Tiket juga flat di kisaran Rp 660 ribu sekali perjalanan,” katanya.

“Mulai minggu depan bukan di Februari, tapi dari hari Minggu sampai seterusnya kembali melayani setiap hari. Satu kali perjalanan pulang pergi,” ujarnya menjelaskan.

Terkait dengan penambahan rute baru, pihaknya seringkali mendapatkan permintaan dari calon penumpang untuk Yogyakarta. Sementara kota lain seperti Surabaya tidak sebanyak tujuan kota gudeg tersebut.

“Kalau dianalogikan seperti 10:1, banyak yang meminta rute baru ke Yogya. Sudah kita sampaikan, namun belum ada keputusan terbaru,” ujarnya.

Salah satu calon penumpang tujuan Jakarta, Irsan Ahsen Servia mengatakan sebaiknya rute baru dan frekuensi perjalanan perpekan jangan dikurangi oleh maskapai. Sebab tingkat penumpang juga cukup bagus di atas kisaran 50 persen dari jumlah tempat duduk.

“Saya setiap pekan bisa dua kali pulang pergi Jakarta, seringkali penuh. Kalau dipresentase kan sekitar 70 persen,” katanya.

“Penambahan rute juga kayaknya memungkinkan. Dulu juga sempat ada rencana ke Bandung, atau kota lain. Untuk pengusaha, penerbangan ini sangat membantu sekali. Saya yakin perkembangan penerbangan bisa meningkat,” ujarnya menambahkan.

Sebelumnya diberitakan penerbangan juga sempat dibuka untuk rute Tasikmalaya-Solo. Namun tak sampai satu bulan, rute perintis tersebut kandas karena kurangnya penumpang. Bahkan kurang dari separuh kapasitas kursi penumpang tidak terisi. (Inu Bukhari)