BUDAYA

Teater 28 Gelar Pentas Keliling 2025, “Menyemai Seni di Setiap Kota”

×

Teater 28 Gelar Pentas Keliling 2025, “Menyemai Seni di Setiap Kota”

Sebarkan artikel ini
Pentas Keliling Tahun 2025 digelar Teater 28 di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya baru-baru ini.*

KAPOL.ID –
UKM Teater 28 Universitas Siliwangi kembali menyelenggarakan program tahunan Pentas Keliling Tahun 2025.

Pentas keliling tahun ini akan hadir di empat kota yakni Tasikmalaya, Cirebon, Tegal, dan Wonosobo. Dengan mengusung tema “Menyemai Seni di Setiap Kota”.

Pimpinan Produksi Pentas Keliling 2025, Annisa Esha Utami mengatakan, pertunjukan ini adalah upaya merawat budaya dengan cara yang relevan dan membumi.

“Kami ingin menghadirkan teater bukan hanya sebagai tontonan, tapi sebagai ruang perenungan. Tahun ini menghadirkan naskah berjudul Arah Menuju Temaram.”

“Sebuah karya yang menyentuh tema kontemporer mengenai dominasi teknologi terhadap jati diri manusia,” katanya.

Ia memaparkan, pementasan tahun ini disutradarai oleh Azis W. Adhidrawa yang bekerja sama dengan Arini sebagai asisten sutradara (astrada).

Naskah melalui alur yang reflektif dan simbolik, serta mengajak penonton merenungkan sejauh mana teknologi telah membentuk. Bahkan mengaburkan, identitas dan nilai-nilai kemanusiaan.

“Kami mencoba bicara tentang kita—tentang manusia yang hidup di tengah arus digital dan bagaimana kita tetap bisa menjadi diri sendiri,” ujar Annisa.

Pentas Keliling Teater 28 selalu menjadi momentum penting dalam regenerasi serta proses pembelajaran kolektif para anggotanya.

Mulai dari tahap produksi, latihan, hingga panggung, seluruh elemen digerakkan bersama dalam semangat gotong royong dan cinta pada seni.

“Teater 28 berharap bahwa setiap kota yang disinggahi tak hanya menjadi tempat tampil. Juga ladang tumbuhnya cinta pada seni dan kesadaran sosial yang lebih dalam,” katanya.

Pihaknya berharap, masing-masing kota menjadi ladang tempat tumbuhnya benih-benih seni. Dan dapat menginspirasi dan menyadarkan publik akan pentingnya ruang-ruang apresiasi budaya.***