Oleh Gita Wibawa Ning Putri
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Galuh
Saat ini Indonesia tengah menjadi sorotan dunia. Pasalnya, untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan pada tanggal 15-16 November 2022, di Bali. Sebelum akhirnya diselenggarakan di Bali ada beberapa kota-kota Indonesia yang menjadi pilihan. Diantaranya Jakarta, Yogyakarta, Manokwari, Lombok, Balik Papan, Magelang, Palembang, Solo, Labuan Bajo, Bandung, Belitung, Danau Toba dan yang terakhir adalah Bali, kota yang menjadi pilihan sebagai tempat diselenggarakannya KTT G20 di Indonesia ini.
Tema “Recover Together, Recover Stronger”, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung dan bekerja sama untuk mencapai pemulihan dunia yang tumbuh lebih kuat. Dan berkelanjutan di tengah merebaknya perekonomian dunia yang masih terjangkit pandemi covid-19.
Lalu, apa sebenarnya G20 itu dan apa saja keuntungan yang dapat diperoleh Indonesia sebagai tuan rumahnya? G20 merupakan forum kerja sama ekonomi global yang bertujuan mencari solusi bersama atas kondisi ekonomi global dalam mengatasi krisis yang melanda dunia. Forum kerja sama ini, beranggotakan atas 19 negara utama dan uni eropa (EU). Terdiri dari Amerika Serikat, Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India. Lalu Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Cina, Turki, dan Uni Eropa.
Ada beberapa manfaat yang diperoleh Indonesia dalam presidensi G20 ini. Diantaranya momentum memperkenalkan budaya dan bangsa Indonesia pada kancah internasional. Negara Indonesia menjadi pusat perhatian dunia khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan, meningkatkan sektor investasi dalam negeri. Tersedianya lowongan pekerjaan dan peningkatan devisa negara atas kunjungannya ke Indonesia. Selain itu, terdapat manfaat yang dapat dilihat dari berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, pariwisata, kebudayaan, kesehatan, dsb.
Dibalik KTT G20
Beberapa lokasi yang menjadi tempat kegiatan utama KTT G20 yang diselenggarakan di Bali, diantaranya The Apurva Kempinski Bali, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Tahura Ngurah Rai Mangrove, dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
Perayaan G20 yang diselenggarakan di Bali ini dikemas begitu memukau dan spektakuler. Rangkaian acara yang disuguhkan pun kian memikat seluruh para tamu yang ada. Dimulai dari proses penyambutan para pemimpin negara dan delegasi G20. Kemudian diskusi utama mengenai prioritas G20, kunjungan para delegasi ke beberapa tempat di Bali. Presiden Joko Widodo dan para pemimpin negara yang mengenakan batik, pertunjukan budaya dan atraksi tarian nusantara di Gala Dinner hingga penampilan sejumlah penyanyi yang turut memeriahkan acara. Tak hanya itu, jamuan makan malam puncak KTT G20 dengan sajian makanan khas daerah yang diselenggarakan di Garuda Wisnu Kencana Park serta upacara penutupan dan serah terima estafet kepemimpinan Presidensi kepada India.
Acara yang dipersiapkan dengan begitu matang hingga menghasilkan sebuah acara yang penuh kemeriahan. Bukan hanya kemeriahan acara saja, melainkan Presiden Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia pun menuai banjir pujian. Dari para pemimpin G20 hingga masyarakat Indonesia itu sendiri. Salah satu bentuk pujian dan apresiasi kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yaitu dituturkan oleh Presiden AS (Joe Biden), Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) sampai Presiden Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
Hasil Deklarasi KTT G20
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali resmi berakhir. Presiden Joko Widodo resmi menutup dan menyerahkan estafet kepemimpinan Presidensi ini kepada India. Untuk dapat meneruskannya dalam mewujudkan pemulihan global yang kuat serta ekslusif di masa yang akan datang. Hasil deklarasi tersebut terdiri dari 52 poin sebanyak 14 halaman.
Beberapa hasil deklarasi KTT G20 yakni, Pertama menghasilkan komitmen berupa dana pandemi agar dapat pulih Bersama. Terkumpulnya dana pandemic fund yang sebesar USD 1,5 miliar itu sebagai bentuk upaya penanggulangan kesenjangan dana dalam penanganan pandemi covid-19. Kedua, pembentukan dan oprasionalisasi Resilient and Sustainability Trust di bawah IMF sejumlah USD 81,6 miliar untuk membantu negara yang menghadapi krisis. Ketiga, Energy Transition Mechanism (ETM) khususnya untuk Indonesia melalui Program Just Energy Transition sebesar USD 20 miliar. Dan adanya komitmen, bersama negara-negara G20 setidaknya 30% dari daratan dunia dan 30% dari lautan dunia dilindungi di tahun 2030. Serta berkomitmen untuk mengurangi degradasi tanah sampai 50% di tahun 2040 secara sukarela. Namun, ada satu pembahasan yang dinilai alot yakni terkait perang yang terjadi di Ukraina. Setelah melalui pembahasan yang cukup alot, pada akhirnya, dengan demikian G20 resmi menyatakan bahwa Rusia telah melanggar batas wilayah dan integritas negara. ***