PENDIDIKAN

Apakah Kita Akan Kembali ke Zaman Batu?

×

Apakah Kita Akan Kembali ke Zaman Batu?

Sebarkan artikel ini

KAPOL.ID – Bagaimana apabila kita kembali ke zaman batu? Apa yang terpikirkan di benak teman-teman semua? Teknologi kita maju atau mundur? 

Perkembangan teknologi semakin pesat, sangat sulit sekali terbendung. Setiap orang pasti punya telepon pintar. Semua dapat diakses hanya dalam satu “klik”. Apa yang diinginkan tersedia. Dunia ada dalam genggaman.

Pengaruh percepatan teknologi yang semakin luar biasa pada wilayah digital, menimbulkan hal positif. Namun banyak pula hal-hal negatif yang susah terhindarkan. Artinya teknologi ini memiliki dualisme. Literasi Digital salah satu cara untuk membendung pengaruh-pengaruh dari dunia digital.

Kita mundur pada saat pemilihan presiden kemarin, fenomena hoax tersebar begitu cepat di media sosial. Sedihnya lagi, orang-orang cepat terpengaruh oleh tulisan-tulisan yang belum tentu kebenarannya. Hoax susah untuk dibendung.

Pada sesi diskusi di ruang 1 Pentingnya Literasi Digital di Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat Kemah Literasi FTBM Jawa Barat 2019, narasumber yang bernama Moch. Latif Faidah (RTIK Jabar) memaparkan pentingnya literasi digital.

Menurutnya, literasi digital di Jawa Barat khususnya, Indonesia umumnya, masih sangat minim. Padahal literasi dgital ini sepatutnya diberikan pada wilayah paling kecil yaitu keluarga.

Bagaimana orang tua dapat mengontrol anaknya ketika bermain gawai. Karena sekarang kita sudah tidak dapat menghindari gawai, kecuali akan kembali ke zaman batu.

Masalah lain yang muncul juga dalam menerapkan literasi digital di keluarga karena orang tuanya tidak terlalu paham terhadap teknologi. Bahkan anaknya yang dikategorikan pada generasi z sangat begitu paham dalam teknologi.

Literasi digital harus disosialisasikan secara masif oleh kita semua. Terutama di wilayah keluarga. Walau memang pada wilayah masyarakat serta sekolah juga perlu sekali disosialisakan.

“Sejujurnya perkembangan teknologi tidak dapat dihindari, namun kita dapat mengendalikannya. Salah satunya dengan literasi digital” begitu kira-kira latif memberikan pandangannya di tengah peserta Kemah Literasi yang begitu bersemangat mengikuti sesi diskusi ini.