KAPOL.ID –
Pengusaha mendong asal Purbaratu Kota Tasikmalaya, Eje Zaenal Mutaqin tak bisa menahan air mata, Selasa (1/9/2020).
Perjuangan bertahan selama pandemi covid-19 sejak bulan Februari hingga Juni 2020 terbayarkan saat kembali terbukanya pasar ekspor ke Amerika Serikat (AS)
“Februari cancel penjualan, Maret stop. Sampai lebaran pun tidak ada karyawan yang diliburkan. Semua tetap produksi.”
“Bertahan mempertaruhkan segalanya, bayar upah pekerja pinjam sana-sini. Alhamdulillah hari ini bisa kembali ekspor,” katanya saat acara pelepasan armada berisi pesanan menuju AS.
Informasi yang dihimpun KAPOL.ID, selama tahun 2019 CV. Mendong Jaya besutan H. Eje tercatat mampu mengekspor kerajinan mendong senilai Rp 5 miliar.
Barang dalam bentuk wadah yang dilapisi mendong tersebut setiap bulan tak kurang senilai Rp 500 juta atau setara US$ 36 ribu.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Heru Saptaji mengatakan pandemi covid-19 membuat ketidakpastian ekonomi global.
Bagian dari ujian ini membawa hikmah ketahanan para pelaku usaha lokal dan berharap kedepannya fundamental bisnis lebih baik, baik dari segi kualitas maupun manajemen usaha.
“Pendampingan intensif sudah kita lakukan bersama dengan stakeholder lainnya. Terutama binaan UMKM untuk membidik pasar ekspor.”
“Insya Allah dengan kecintaan kita terhadap daerah ini, siapapun bisa mewujudkan komoditias unggulan dan kebanggaan Indonesia umumnya dan Tasik khususnya,” katanya.
Camat Purbaratu Wawan Gunawan mengatakan mengapresiasi terhadap perhatian terhadap warganya. Apalagi masih banyak pelaku UMKM potensial yang bisa ikut mengharumkan nama Tasikmalaya.
“Kami sangat berterima kasih, banyak yang peduli terhadap UMKM di wilayah Purbaratu. Dan optimis bisa mencetak seperti Pak Eje lainnya dengan perhatian seperti ini,” katanya.
Dandim 0612 Tasikmalaya, Letkol Inf Imam Wicaksana mengatakan, pihaknya siap memfasilitasi budidaya mendong bersama petani binaan. Sebab sampai hari ini pasokan bahan baku tersebut masih didatangkan dari luar daerah.
“Perspektif kami, jika bahan baku terpenuhi dari pasar lokal akan mendorong kesejahteraan masyarakat setempat pula.”
“Makanya nanti kita akan berbicara dengan petani binaan agar bisa ikut memasok mendong. Apalagi informasinya harga cukup bernilai jika dibandingkan dengan menanam padi,” katanya.
Sementara itu mitra CV. Mendong Jaya, Marc Christoper mengakui permintaan pasar Eropa dan Amerika Serikat masih cukup potensial. Sebab pengiriman dari Tasikmalaya saja baru mencukupi separuhnya.
“Tasik ini sudah dikenal dengan kualitas tenunnya dari produk mendong. Ini baru untuk mencukupi pesanan 1 kontainer, sedangkan permintaan itu dua kontainer sebulan,” ucapnya. ***