Pemimpin itu tidak dilihat dari lama atau sebentar nya menjabat, tetapi bagaimana pengabdiannya kepada masyarakat. Sebentar tetapi hadir di tengah-tengah masyarakat dan berjuang untuk kepentingan masyarakat itulah sosok pemimpin yang baik.
Hadir dan dekat dengan masyarakat itulah yang dilakukan oleh Deni Ramdani Sagara yang menjabat sebagai Wakil Bupati Tasikmalaya sisa masa jabatan. Sebagai wakil bupati terpendek di Dunia, yakni selama 42 hari, Deni terus bergerak.
Ia berusaha menghadirkan sosok pemimpin kepada masyarakatnya. Tak heran jika selesai dilantik oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Sate pada Rabu (10/2/20201), Deni langsung tancap gas mengunjungi masyarakat di berbagai daerah.
Diawali dengan salat subuh berjamaah di mesjid yang dikunjungi, Deni langsung menyapa masyarakat dari berbagai kalangan termasuk menginap di rumah warga dari keluarga kurang mampu atau masyarakat miskin diberbagai wilayah di Kabupaten Tasikmalaya.
Dalam waktu yang sangat singkat, Deni berhasil menjalin silaturahmi atau sambung rasa dengan para kiyai, ulama, santri, tokoh masyarakat, petani, nelayan penguasa termasuk juga dengan awak media.
39 Kecamatan Kabupaten Tasikmalaya hampir semuanya berhasil dikunjungi oleh Wakil Bupati tersingkat di Dunia itu. Menjadi khatib jumat, memberi tausiah kepada para santri, memotivasi kaum muda dan mengangkat anak yatim sebagai anak dilakukan Deni Sagara sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.
“Bagaimana waktu yang singkat ini bisa membekas di hati masyarakat dan sebagai pemimpin bisa hadir di tengah-tengah masyarakat. Itu yang saya lakukan. Karena jadi pemimpin itu amanah yang harus dipertanggungjawabkan baik di dunia atau pun nanti di akherat, ” kata Deni.
Politisi Partai Amanat Nasional yang dua kali jadi Anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya itu sempat merasa untuk apa dilantik menjadi wakil bupati karena waktu yang tersisa sangat singkat.
Namun ternyata, ketika mengucapkan sumpah jabatan, ada kewajiban yang harus dilakukan mengabdi untuk kepentingan masyarakat. Jadi pemimpin tidak dilihat dari lama dan sebentar ya menjabat, tetapi bagaimana pengabdian kepada masyarakat.
“Makanya kami terus bergerak mendekatkan diri dengan masyarakat. Setiap pagi kami kunjungi masjid-masjid untuk ikut salat subuh berjamaah dan dilanjutkan dengan menyapa masyarakat,” katanya.
Hasil dari kukurusukan menyambung rasa dengan berbagai elemen masyarakat termasuk kalangan kiyai, Deni bisa menarik sebuah kesimpulan kalau Kabupaten Tasikmalaya ini memiliki segudang persoalan baik sosial dan kemiskinan.
Namun di sisi lain kaya akan potensi yang jika dikelola dengan baik, potensi tersebut bisa menjadi solusi bagi persoalan yang dihadapi. Tinggal bagaimana peran pemerintah hadir bersama stakeholder lainya untuk mengeloa sumberdaya yang ada bagi kepentingan masyarakat.
“Di sini peran pemerintah sebenarnya, menjadi jembatan dalam mengolah potensi sumber daya. Sejengkal tanah di Kabupaten Tasikmalaya ini harus dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat,” katanya.
“Kita jangan malu menyampaikan rakyat kita kelaparan, kemiskinan masih terjadi dimana-mana. Kita komunikasikan ke pemerintah provinsi, ke pemerintah pusat agar pemerintah hadir membantu masyarakat yang kelaparan dan masih miskin, ” Ucapnya.
Deni juga memiliki gagasan untuk bisa menyelamatkan masyarakat miskin agar akan-anaknya bisa sekolah dan merubah kondisi keluarganya kelak. Para pejabat dari mulai Bupati, Wakil Bupati, Kepala Dinas, Camat dan Kepala Desa harus memperhatikan warganya yang miskin dengan menjadi bapak asuh bagi anak-anak nya.
Setiap dinas membina satu atau dua desa tertinggal yang terus dibina menjadi Desa maju. Karena setiap Desa memiliki potensi yang bisa dikembangkan menjadi maju. Semua elemen pemerintah bergerak untuk kepentingan masyarakat. Anggaran di daerah tidak cukup, minta ke provinsi dan pusat. Demi masyarakat semuanya bisa dilakukan.
“Inilah peran pemimpin sebenarnya bagaiman bisa membangun kesalehan sosial di kalangan masyarakat dengan memberikan tauladan yang baik,”.
“Bupati bisa mengangkat sampai 20 anak asuh, wakil bupati juga sama, kepala dinas lima anak asuh, camat dua anak asuh dan kades satu anak asuh. Maka dalam waktu singkat Kabupaten Tasikmalaya menjadi daerah yang maju,” ucapnya.
Jika memiliki tanggungjawab yang besar bagi kepentingan masyarakat, maka dalam waktu singkat bisa ditemukan solusi terbaik bagi kemajuan daerah. Tiga bulan pertama melakukan pemetaan dengan terjun langsung ke daerah. Maka bulan keempat sudah bisa digambarkan solusi terbaiknya. Dan daerah pun bisa tumbuh mejadi daerah yang maju.
Tidak hanya menyambung rasa dengan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya saja tetapi juga Deni membangun jejaring baik dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, tetapi juga dengan daerah lain di Indonesia. Deni bersilaturahmi ke Bupati kebumen, Gubernur Jateng dan juga Walikota Solo. Itu dilakukan untuk mengenalkan potensi Kabupaten Tasikmalaya.
“Dan waktu yang singkat ini memberi pelajaran berharga bagaimana menjadi seorang pemimpin dan apa yang harus dilakukan pemimpin, agar masyarakat bisa lebih sejahtera lagi, “Kata wakil bupati yang sudah menjadi Bapak asuh bagi tiga anak yatim dari keluarga kurang mampu itu. ***