KAPOL.ID – Ada yang menarik di kawasan CFD (Car Free Day) yang berlangsung di kawasan Perkantoran Pemda Kabupaten Tasikmalaya, Minggu 19 Januari 2020 pagi. Sekelompok anak muda memainkan angklung di bawah Tugu Lam Alif.
Tampak hadir Wakil Ketua TP-PKK Provinsi Jawa Barat, Hj. Lina Marlina Ruzhan tampak hadir di lokasi. Bahkan ia sempat jadi dirigen, memandu anak-anak muda itu bermain angklung. Sontak kehadiran mereka jadi perhatian khalayak ramai. Usut punya usut mereka adalah anggota Baju Baja (Bambu Juara Bambu Jawa Barat).
Ternyata kegiatan itu jadi ajang kampanye untuk mengajak masyarakat Kabupaten Tasikmalaya melestarikan bambu. Selama ini di kalangan masyarakat bambu dianggap barang yang biasa-biasa saja yang hanya berfungsi sebagai bahan bangunan. Padahal jika diolah dengan sedikit keahlian saja bambu bisa jadi barang mewah yang harganya jutaan rupiah.
“Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat ini sedang menggalakan edukasi untuk pengembangan kerajinan dengan bahan baku bambu. Lewat Program Baju Baja, alhamdulillah kita sudah melakukan banyak pelatihan,” kata Lina.
Saat ini, kata Lina, bambu bisa diolah menjadi aneka ragam kerajinan bernilai jual tinggi. Mulai dari hiasan, jam tangan, jam dinding, tas, bahkan sampai sepeda. Pasarnya pun terbuka luas. Ada banyak permintaan kerajinan bambu baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
“Jawa Barat memang kaya dengan ragam jenis pohon bambu. Potensi bambu di Jawa Barat itu sangat luar biasa. Apalagi Jawa Barat curah hujannya sangat tinggi, berarti untuk tumbuhnya bambu juga melimpah,” kata Lina.
Di Jawa Barat, kata Lina, ada 56 jenis bambu. Hanya saja sampai dengan saat ini yang tersisa hanya sebanyak 36 macam. Ada banyak ekosistem bambu yang sudah mulai hilang di Jawa Barat. Di antaranya Bambu Tutul, Bambu Duri dan Bambu Ater dari kawasan Subang yang keberadaannya juga sudah mulai punah.
“Dan lewat kegiatan ini kami ingin mengajak masyarakat untuk ikut serta melestarikan bambu di Jawa Barat. Khususnya di Kabupaten Tasikmalaya. Jangan hanya bisa menebang saja. Tapi harus ikut menanam dan melestarikan,” pungkas Lina.
Sementara itu, Ketua Progran Baju Baja, Oki Himawan menuturkan melalui program Bambu Juara Bambu Jabar (Baju Baja), Pemprov Jabar bekerja sama dengan komunitas Hijau Lestari Indonesia (HLI) mengajak masyarakat Jabar, khususnya di Kabupaten Tasikmalaya untuk menanam, memelihara, dan memproduksi berbagai produk bambu.
Saat ini, kata Oki, aejumlah kriya bambu dari Jabar sudah masuk ke pasar internasional. Seperti jam tangan bambu yang pasarnya sudah tembus sampai ke Benua Biru.
“Mereka ingin memesan lagi, mudah-mudahan bertambah negara lainnya agar bambu Jabar semakin dikenal di mancanegara,” kata Oki.