KAPOL.ID – Satu lagi kader muda Nahdlatul Ulama mencuri perhatian dalam ajang kaderisasi nasional. Adalah Asep Rifki Maulana Malik, pemuda asal Pangandaran, Jawa Barat, yang sukses menyelesaikan Latihan Kepemimpinan Nasional (LAKNAS) IPNU 2025, sebuah forum tertinggi kaderisasi yang digelar Pimpinan Pusat IPNU di Asrama Haji Yogyakarta pada 28–31 Mei 2025.
Kegiatan ini tidak sekadar pelatihan, tetapi merupakan kawah candradimuka kader pelajar NU yang siap mengambil peran strategis di masa depan. Mengusung tema “Sustainable Leadership: Navigating the Future,” LAKNAS IPNU tahun ini menjadi momentum penguatan kepemimpinan berkelanjutan di tengah era transformasi digital dan dinamika sosial global.
“IPNU bukan hanya organisasi pelajar. Ini adalah sekolah kepemimpinan masa depan. Siapa pun yang telah melalui proses kaderisasi seperti LAKNAS, adalah mereka yang siap memimpin dan menjaga marwah Nahdlatul Ulama,” ujar Muhammad Agil Nuruzzaman, Ketua Umum PP IPNU, dalam sambutannya.
Dari 123 pendaftar yang berasal dari seluruh Indonesia, hanya 41 kader terbaik yang lolos tahap akhir dan resmi mengikuti pelatihan intensif ini. Asep Rifki menjadi salah satunya. Ia dikenal aktif dalam kegiatan organisasi, literasi, hingga gerakan kepemudaan.
“Saya percaya kaderisasi adalah jantung dari gerakan IPNU. Menyelesaikan proses ini secara utuh dari Makesta hingga LAKNAS adalah bentuk komitmen, loyalitas, dan tanggung jawab sebagai pelajar NU,” ungkap Asep Rifki Maulana Malik, yang juga pernah dinobatkan sebagai Duta Baca Jawa Barat kategori Cendekia Putra tahun 2024.
Selama empat hari pelatihan, para peserta digembleng dengan materi strategis seperti kepemimpinan berkelanjutan, manajemen organisasi pelajar, digitalisasi gerakan IPNU, serta wawasan kebangsaan dan global. Narasumber yang hadir berasal dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi muda NU, tokoh organisasi, hingga praktisi kepemimpinan nasional.
Salah satu pemateri, Dr. Fikri Afandi, dosen UIN Sunan Kalijaga, menyampaikan bahwa generasi muda NU harus mampu menjadi jembatan antara nilai dan inovasi.
“Tantangan kita hari ini bukan hanya menjaga tradisi, tapi mentransformasikannya menjadi kekuatan sosial yang relevan. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh kader-kader yang tuntas kaderisasi dan kuat karakter,” jelas Fikri.
Kegiatan ini tidak hanya melatih skill teknis organisasi, tetapi juga membangun jejaring dan kolaborasi lintas daerah. Hal ini ditegaskan oleh Rahmawati Azizah, peserta asal Sulawesi Selatan, yang mengaku sangat terinspirasi oleh semangat kader dari daerah lain.
“Melihat sosok seperti Asep Rifki, saya belajar bahwa konsistensi dan ketekunan dalam kaderisasi itu penting. Kita tidak bisa hanya mengandalkan semangat sesaat, tapi harus membangun komitmen jangka panjang,” ujar Rahmawati.
Keikutsertaan Asep dalam LAKNAS 2025 menegaskan kiprahnya sebagai kader NU yang tidak hanya aktif secara struktural, tapi juga substantif. Ia tercatat telah menuntaskan seluruh jenjang kaderisasi IPNU, mulai dari Makesta, Lakmud, Lakut, Latin 1, Latin 2, hingga Latinnas.
“Bagi saya, kaderisasi bukan sekadar formalitas. Ini adalah jalan untuk membangun kesadaran ideologis, wawasan kebangsaan, dan kapasitas kepemimpinan yang sesungguhnya,” pungkas Asep Rifki.
Kini, dengan pengalaman LAKNAS 2025, Asep Rifki Maulana Malik kian mantap melangkah dalam jalur perjuangan NU. Ia berharap pengalamannya dapat menginspirasi pelajar lainnya untuk tetap konsisten dan loyal terhadap proses kaderisasi.
“Mari kita jaga IPNU sebagai rumah belajar, bertumbuh, dan mengabdi. Karena dari sinilah, kita bisa berkontribusi nyata untuk bangsa dan umat,” ujarnya.***