Oleh Dr. Maulana Janah, MA
Staf Pengajar Sosiologi IAI Cipasung. Doktor Dalam Bidang Antropologi dan Sosiologi Agama.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai kesejahteraan fisik, mental, dan sosial, dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan. Meskipun para ahli berbeda pendapat dengan definisi ini, dalam tulisan singkat ini penulis tidak akan membahas tentang perbedaan tersebut, namun definisi ini hanya dijadikan standar dalam melihat makna kesehatan.
Benang merah dari definisi tersebut adalah munculnya suatu penyakit dalam diri manusia. Penyakit yang berkembang dalam suatu masyarakat seringkali mengakibatkan kecemasan dan ketakutan karena setiap orang menginginkan kehidupan yang sehat. Penyakit yang datang, baik kepada setiap individu maupun yang menimpa masyarakat memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Dalam suatu masyarakat, penyakit dipahami sebagai bagian dari siklus hidup perjalanan manusia. Penyakit dan kesehatan merupakan unsur keseimbangan hidup. Perilaku agar terhindar dari berbagai penyakit dalam kebudayaan masyarakat berbeda-beda.
Misalnya, apabila seseorang terkena penyakit biasanya mencari jalan keluarnya dengan merujuk ke lembaga-lembaga kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik kesehatan. Namun, sebagian masyarakat mencari jalan yang lain, seperti datang ke pengobatan tradisional, tabib, bahkan dukun.
Selanjutnya, bagaimana melihat suatu penyakit datang kepada individu atau masyarakat? Etiologi penyakit dalam pandangan Foster dan Anderson (1986) menyebutkan bahwa ada dua istilah dalam melihat asal muasal datangnya penyakit.
Pertama, melalui sistem medis personalistik dan kedua melalui sistem medis naturalistik. Sistem personalistik adalah suatu sistem di mana penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa makhluk supranatural atau makhluk yang bukan manusia seperti hantu (jurig) atau roh-roh jahat, sementara yang berasal dari manusia adalah tukang sihir, tukang santet dan tukang tenung.
Orang yang sakit adalah korbannya, objek dari agresi atau hukuman yang ditujukan khsusus kepadanya untuk alasan-alasan yang khusus menyangkut dirinya saja. Kenyataan ini terjadi dalam suatu masyarakat bahkan mereka meyakini atau percaya bahwa penyakit tidak datang dengan sendirinya melainkan ada yang mengirimkannya.
Misalnya orang yang kasamet atau diganggu oleh jin atau syetan dalam suatu masyarakat merupakan salah satu bukti bahwa mereka percaya akan hal tersebut yang tumbuh dan berkembang sejak dulu sampai sekarang.
Berikutnya adalah sistem medis naturalistik, penyakit (illness) dijelaskan dengan istilah-istilah sistematik yang bukan pribadi. Sistem-sistem naturalistik, di atas segalanya, mengakui adanya suatu model keseimbangan, sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap dalam tubuh, seperti panas, dingin, cairan tubuh, yin dan yang, berada dalam keadaan seimbang menurut usia dan kondisi individu dalam lingkungan alamiyah dan lingkungan sosialnya.
Apabila keseimbangan ini terganggu maka hasilnya adalah timbulnya penyakit. Penjelasan tentang penyakit yang bersifat nonsupranatural adalah penjelasan yang seluruhnya didasarkan atas hubungan sebab akibat yang dapat diobservasi, lepas dari persoalan apakah hubungan yang terbentuk itu keliru atau tidak, disebabkan oleh observasi yang tidak lengkap atau keliru.
Hal-hal yang berkaitan dengan sakit berasal dari alam supranatural seperti kekuatan-kekuatan maha dahsyat, agen-agen, atau tindakan-tindakan yang tidak bisa diobservasi secara langsung. Katagorinya seperti tukang sihir, tukan tenung serta bentuk penyakit lainnya masuk dalam katagori supranatural. Adapun penjelasan yang menyangkut penyakit non supranatural adalah penjelasan yang seluruhnya didasarkan atas hubungan sebab-akibat yang dapat diobservasi.
Argumentasi yang telah dijelaskan di atas jika dikaitkan dengan merebaknya penyakit atau virus corona yang menimpa seluruh penjuru dunia, apakah timbul dan datang begitu saja atau memang ada unsur-unsur yang melatar belakangi?
Dua penjelasan di atas tentang sistem medis personalistik dan sistem medis naturalistik, mungkin bisa jadi kajian yang cukup ilmiah untuk melihat wabah penyakit ini. Jika virus corona dikatagorikan penyakit yang berasal dari sistem medis personalistik maka virus tersebut merupakan datang dari alam supranatural yang bukan manusia dan yang terakhir adalah yang datang dari manusia melalui agen-agen seperti tukang sihir, tukang tenung atau tukang-tukang lainnya?
Namun tentu kajian ini juga tidak mengabaikan argumentasi tentang medis naturalistik yang pertanyaannya adalah apakah virus corona itu adalah merupakan murni dari sebab-akibat pola keseimbangan kehidupan manusia?. Semuanya kembali kepada persepsi masing-masing. Wallahu Alam.