BUDAYA

Tasik Kurang Ruang Publik

×

Tasik Kurang Ruang Publik

Sebarkan artikel ini

KAPOL.ID –
Grand Opening Remedial Bookstore diisi dengan diskusi “Mencari Kemerdekaan Melalui Literasi” di Cafe Remedial, Jalan Cilolohan No. 16, Tasikmalaya.

Narasumber dalam diskusi tersebut Bode Riswandi, Dosen Jurusan Sastra Indonesia di Universitas Siliwangi yang juga merupakan Pegiat Sastra di Tasikmalaya.

Fadhil, salah satu Owner Remedial Bookstore memaparkan tingkat literasi khususnya di Tasikmalaya masih rendah.

“Bisa dihitung dengan jari, yang diskusi di cafe-cafe ada berapa orang,” tambahnya.

Bode memiliki pendapat yang berbeda. Literasi di Tasikmalaya tidak bisa dibilang rendah.

“Alat ukurnya apa? Toh buktinya toko buku di Tasik masih bertahan,” ucapnya.

Ia menyayangkan kurangnya ruang-ruang sebagai tempat anak muda berekspresi, salah satunya ruang diskusi.

“Hanya saja, di Tasik kurang ruang publik seperti ini. Dan saat ini disyukuri bersama sebagai langkah konkrit membuka ruang-ruang berekspresi,” katanya.

Owner Remedial Cafe, Asep berkomitmen untuk menjadikan Remedial Cafe sebagai ruang berekspresi anak-anak muda. Baik itu ruang diskusi, tempat pelatihan atau pun basecamp komunitas.

Owner lainnya, Fiky berharap kegiatan diskusi seperti ini dapat dilakukan secara kontinyu. Selain menjual berbagai jenis buku, Remedial Bookstore juga akan menjadi inisiator berbagai diskusi atau pelatihan.

“Diskusi tema apa saja. Kalau pelatihan seperti pelatihan menulis,” pungkasnya.***