POLITIK

Tokoh Masyarakat Subang: Demo di KPK Massa Bayaran yang Salah Alamat

×

Tokoh Masyarakat Subang: Demo di KPK Massa Bayaran yang Salah Alamat

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Demo/suara.com

KAPOL.ID — Akasi unjuk rasa sekelompok orang yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Peduli Subang di depan gedung merah putih KPK terindikasi penuh muatan politik, khusus kaitan Pilkada Subang 2024.

Demo tersebut dipimpin oleh Darta yang mengatasnamakan aktifis anti korupsi.

Darta, notabene adalah mantan Narapidana Tipikor KPK yang terlibat kasus Gratifikasi suap perijinan usaha dan saat ini statusnya sudah keluar dari penjara dengan bebas bersyarat. Bahkan, Darta juga masuk dalam Tim sukses Paslon 01 Ruhimat.

Kasus gratifikasi suap tersebut terjadi juga yang melibatkan mantan Bupati Imas Aryumningsih yang divonis hukuman bui selama 6,5 tahun dalam kasus perizinan pembuatan pabrik di Subang pada tahun 2018 yang saat ini juga sebagai pendukung utama dari Paslon 01 Ruhimat.

Disampaikan Tokoh Masyarakat, Ojang Sohandi yang juga mantan Bupati Subang periode 2013-2018 kepada wartawan.

Menurut dia, demo yang digelar pagi-pagi buta didepan gedung merah putih KPK Jakarta selatan diduga melibatkan massa bayaran yang bukan orang asli Subang.

“Namun, massa didatangkan dari Jakarta dan sekitarnya. Sehingga, demo tersebut terindikasi demo buatan yang menuntut pemeriksaan kembali atas nama saya mantan Bupati Subang periode 2013-2018 yang salah alamat dan tidak berdasar,” kata Ojang.

Menurut Ojang Sohandi, kasusnya ini sudah selesai dilaksanakan dengan hukuman penjara sesuai keputusan hakim saat itu dan demo yang dipimpin Darta dan massa bayaran tersebut merupakan masalah lama yg sudah selesai, merupakan berita basi yang sengaja dipolitisasi untuk menjatuhkan Paslon 02, karena sengaja menarik-narik dan menjatuhkan nama Bunda Elita sebagai tokoh masyarakat Subang dalam kasus yang tidak terbukti melibatkannya dengan dikaitkan karena masih dalam satu keluarga dari Paslon 02 yang bersih dari masalah apapun.

“Ada pengakuan dari salah seorang pendemo yang tidak mau disebutkan namanya mengakui dia dibayar untuk ikut demo karena dibayar dan mereka tidak tahu apa forum masyarakat peduli Subang dan apa tujuan mereka ikut demo tadi pagi,” kata Ojang.

Untuk saat ini saja, kata Ojang, posisi elektabilitas suara Paslon 02 Reynaldy-Agus sudah melampaui suara dari Paslon 01 Ruhimat Aceng.

“Masyarakat Subang sudah cerdas dan sudah lebih dewasa untuk memilih pemimpin masa depan yang bersih dan tidak pernah terlibat dalam kasus apapun untuk membuat Subang maju dan masyarakat menjadi sejahtera,” ucap dia.

Sementara, tokoh wanita Subang Ibu Hj.Tuti Herawati, memberi masukan bahwa di jaman sekarang jamannya menindas dan mematikan karakter seseorang.

Apalagi, kata dia, sekarang banyaknya unjuk rasa yang mengatasnamakan masyarakat, masyarakat yg mana dulu, saya pribadi sebagai tokoh masyarakat subang, tidak pernah terwakilkan oleh segelintir orang-orang yang mau dan bisa dibayar hanya untuk menjatuhkan dan mematikan karakter seseorang.

“Jadi, untuk masyarakat Kabupaten Subang hindari dan jauhi orang-orang yang mengakui sebagai perwakilan masyarakat Subang,” kata dia.

Apalagi saat ini pesta demokrasi yang harus dinikmati oleh seluruh  masyarakat Jawa Barat, khususnya Subang.

” Ya, jangan mengikuti segelintir orang tidak bertanggung jawab, dan tidak bermoral. Sekali lagi, untuk warga masyarakat Kabupaten Subang, saya mengajak kepada rekan sahabat sejawat, jangan pernah terbawa arus oleh segelintir orang yg mengatasnamakan sebagai perwakilan masyarakat,” ujarnya.

“Karena itu, akan merugikan kepada diri kita sendiri, tambah Hj Tuti Herawati.

Ia berpesan, betapa banyak orang-orang seperti ini di zaman sekarang.

“Itu, suatu zaman yang segala urusan di dalamnya bercampur aduk serta samar-samar bagi orang yang ilmunya sedikit, sehingga mereka mengikuti hawa nafsu mayoritas manusia, baik dalam kebenaran maupun kebatilan, kemudian takut mengungkapkan kebenaran, karena menyelisihi pendapat masyarakat umum dan mereka lebih memilih mayoritas manusia, terlebih lagi di zaman yang kacau dan serba global ini,” ujar Hj. Tuti. ***