Oleh: ZAINI SHOFARI
Gus Dur siapa sih sampeyan?
Pertanyaan itu seringkali muncul, saat awal Gus Dur menjadi Presiden RI ke-4.
Semakin dipertegas sebagai judul buku, yang ditulis sekretaris pribadi Gus Dur, Zastrow Al-Ngatawi.
Tiba-tiba jadi teringat Gus Dur saat debat Capres perdana kemarin digelar.
Terlebih saat bicara demokrasi, yang tercover jelas dalam Buku “Membangun Demokrasi”, terbitan Remaja Rosda Karya, tahun 1999.
Dalam buku tersebut, Gus Dur begitu panjang membangun demokrasi agar kokoh, kuat dan selalu membumi di hati rakyat.
Kepentingan rakyat berdiri di atas segalanya. Tidak ada kepentingan keluarga di dalamnya.
Tidak perlu yang memimpin itu bagian dari keluarganya. Namun ruh dan semangat demokrasi bisa ditautkan pada siapapun.
Saya beruntung, dipercaya Gus Dur untuk bisa menyusun buku tersebut.
Buku yang diterbitkan saat Muktamar NU ke-30 di Kediri, Jawa Timur, tahun 1999.
Muktamar NU pertama, sepanjang NU berdiri tahun 1926, yang sambutannya disampaikan oleh Presiden RI ke-4 yang orang NU (saat itu Gus Dur masih sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU).
***
Saat akan menemui Gus Dur, medio akhir tahun 1998, Saya tidur di mesjid depan rumahnya, Al-Munawwarah (yang tercerahkan/dicerahi).
Tak lupa sarapan, di rumah Kang Said (Kiai Said Aqil Siradj), bertiga.
Kang Said, Saya, dan teman (Andri Taufik). Menunya yang masih ingat, tempe.
Maklum, aktivis modalnya hanya silaturahim. Oh ya, setiap kali Kang Said (dulu), di Bandung di tahun 1997-1999, Saya tidak pernah melewatkan ceramah Kang Said.
Tapi jangan dibayangkan ceramahnya saat jadi Ketum PBNU lalu, yang selalu dibanjiri lautan manusia.
Di Bandung yang hadir tidak lebih dari 50 orang, seperti di Masjid Istiqomah atau di STT Telkom, dulu masih di Jalan PHH Mustofa (Suci).
Beres sarapan di Kang Said, baru ketemu Gus Dur di rumahnya, yang berdekatan dengan Kang Said.
“Gus, izin menerbitkan buku?” tanya saya. Gus Dur menjawab, “terserah sampeyan, atur saja”. Ditemani Munif, sekprinya, Gus Dur masuk mobil Mazda E 2000.
Waaaw… sesuatu! Orang daerah, makan semeja sama Kang Said, ketemu Gus Dur langsung, gimana tidak bangga… masih semester empat juga…
Ilaa ruhi Kiai Abdurrahman Wahid, Al-Fatihah…
Sudut DPC PPP Majalengka, 16 Des 2023.