OPINI

Ekologi Politik “Food Waste and Loss” Menyumbang Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar di Dunia

×

Ekologi Politik “Food Waste and Loss” Menyumbang Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar di Dunia

Sebarkan artikel ini
Ekologi Politik

Oleh Widiana Amini
Jurusan Ilmu Politik | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik | Universitas Siliwangi

Pada era Industri 4.0, berbagai sektor seperti ekonomi, teknologi, industri dan lain-lain mengalami kemajuan yang sangat pesat. Adanya kemajuan ini tentunya akan memudahkan manusia dalam melakukan sesuatu. Misalnya di bidang ekonomi, sebagai Society 5.0 akan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papannya dengan menggunakan digital market. Dengan demikian, dari pembelian dan penggunaan suatu barang tidak dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan tetapi didorong karena faktor keinginan yang mengikuti tren. Walaupun meningkatkan daya beli masyarakat, secara bersamaan meningkatkan juga pola hidup konsumtif.

Pola hidup konsumtif adalah perilaku seseorang yang berlebihan dalam membeli barang atau jasa dengan mengutamakan keinginan tertentu yang bahkan tidak dibutuhkan sehingga menyebabkan pemborosan dalam segi ekonomi. Pola hidup konsumtif biasanya terjadi pada Generasi Milenial dan Generasi Z. Berbagai iklan produk tersebar di berbagai media sosial membuat mereka menjadi konsumtif dan lebih suka mengeluarkan uang untuk membeli suatu produk. Dengan demikian, generasi di era Industri 4.0 merupakan konsumen yang mendominasi pasar saat ini.

Pasar menawarkan berbagai macam produk, mulai dari makanan, pakaian, aksesoris, dan manik-manik lainnya. Semua barang tersebut nantinya akan menjadi limbah ketika sudah tidak terpakai lagi. Apabila bentuknya barang sandang, mungkin masih dapat di re-produksi ulang atau recycle menjadi barang yang memiliki nilai dan fungsi tertentu. Namun, apabila bentuknya berupa makanan cepat saji ketika tidak habis dimakan, akan menimbulkan food waste dan untuk diolah kembali pun sudah tidak layak lagi. Menjamurnya pola hidup konsumtif akan meningkatkan produksi makanan cepat saji tersebut. Dengan pola hidup konsumtif, setiap tahun sebanyak 1/3 makanan yang diproduksi itu dibuang. Limbah makanan tidak hanya memperburuk kerawanan pangan, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada lingkungan hidup. Ketika kita memperhitungkan semua variabel berbeda yang digunakan untuk memproduksi makanan yang kita makan, dampak tersembunyinya terhadap lingkungan akan terungkap.