KANAL

Derita Soleh, Bocah Usia 8 Tahun Mengalami Lumpuh dan Tinggal di Rutilahu 

×

Derita Soleh, Bocah Usia 8 Tahun Mengalami Lumpuh dan Tinggal di Rutilahu 

Sebarkan artikel ini

SUKAHENING, (KAPOL).- Muhammad Soleh, bocah 8 tahun asal Kampung Legok RT 2 RW 7, Desa Banyurasa, Kecamatan Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya menderita lumpuh layu yang disebabkan penyakit lumpuh otak atau Cerebral Palsy sejak lahir.

Kondisinya sangat memprihatinkan. Bocah yang kesehariannya disapa Soleh itu tidak bisa bergerak seperti anak normal. Setiap harinya, Soleh hanya terbaring lemas.

Jangankan untuk main bersama anak sebayanya. Untuk makan pun Soleh mesti disuapi. Tangan dan kakinya tidak bisa berbuat apa-apa.

Soleh tinggal bersama neneknya yakni Mak Uti (75) di sebuah rumah panggung (rumah tidak layak huni/Rutilahu) berukuran 4 X 5 meter.

Kondisi ini, mengakibatkan pihak keluarga tidak mampu untuk melakukan pengobatan Soleh atau memperbaiki rumah. Karena untuk makan sehari-hari pun sangat sulit.

Ironisnya lagi, keluarga ini tidak pernah mendapatkan program bantuan dari pemerintah.

Kondisi ini pun mendapatkan perhatian, anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Nanang Romli, S.Ip.

Dia yang belum lama ini dilantik, mendatangi kediaman Soleh untuk menengok dan memberikan bantuan.

Melihat kondisi itu, politisi PDI Perjuangan itu mengaku sangat prihatin. Diapun mengaku akan berkoordinasi dengan pihak instansi terkait dengan harapan Soleh bisa ditangani secara medis.

Selain itu, pemerintah memperbaiki rumahnya yang kondisinya sudah tidak layak huni.

“Saya sangat prihatin, sehingga saya akan berkoordinasi dengan instansi terkait agar bisa memperhatikan dan menangani penyakit yang diderita Soleh secara medis. Selain itu rumahnya yang sudah tidak layak huni agar di renovasi,” ucap Nanang kepada “KAPOL” Jumat (6/9/2019).

Menurutnya, keluarga ini tidak mendapatkan bantuan pemerintah, padahal sudah sering diajukan. Seperti Program Keluarga Harapan (PKH), rehab rumah atau program pemerintah lainnya.

Padahal keluarga ini membutuhkan perhatian, selain penanganan kesehatan juga perbaikan rumah tinggalnya yang sudah tidak layak huni.

Untuk penyakit yang diderita Soleh, dalam pengobatannya harus dilakukan secara berkelanjutan.

Tapi karena keterbatasan ekonomi, akhirnya pihak keluarga tidak melakukannya.

“Sebenarnya, perhatian dari pemerintah sudah ada namun belum optimal. Dari Puskesmas atau Kecamatan juga sudah datang, dan akan berusaha berkoordinasi dengan instansi terkait,” tuturnya.

Dikatakan Nanang, sata ini pihaknya baru akan berkoordinasi dan berupaya mengurusi jaminan sosial seperti BPJS, PKH dan juga bantuan RTLH untuk perbaikan rumah nenek yang berusia 75 tahun itu.

Adapun bantuan yanh diberikan, hanya sekedar alakadarnya untuk menyambung hidup, ungkapnya. (KAPOL) ***