OPINI

Menggali Potensi Menutur Berbantuan QR Code

×

Menggali Potensi Menutur Berbantuan QR Code

Sebarkan artikel ini

Dian Sugiana
Guru SMPN 1 Cibalong Kab.Tasikmalaya

Dewasa ini kita menyadari bahwa dalam budaya lingkungan lisan, menutur merupakan keterampilan atau kemampuan yang penting untuk memperlancar kehidupan sebagai bentuk komunikasi lisan dalam keseharian. Pada zaman serba teknologi dewasa ini, kemampuan menutur bagi siswa tetap diperlukan untuk mengungkap ide atau gagasan yang diungkapkan dalam bentuk lisan. Disinyalir adanya kemudahan dalam lalu lintas informasi tulisan sangat memungkinkan untuk didorongnya kembali kemampuan menutur pada siswa.

Sebagai orang tua dan pendidik maka kita tidak akan lepas dari bagaimana cara yang tepat menemukan dan mengembangkan keterampilan menutur pada siswa. Perkembangan dunia pendidikan menunjukkan silih bergantinya metode yang dianut dan diterapkan dalam pengajaran bahasa, termasuk membaca, menulis dan menutur di sekolah. Keluhan mengenai bahasa tidak saja dikemukakan oleh pendidik dan orang tua namun juga oleh siswa itu sendiri. Kita sebagai orang tua kadang berasumsi bahwa para siswa kurang merasakan relevansi materi pelajaran dengan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.Semua itu harus kita teliti dan evaluasi.

Menutur

Terlepas dari masalah di atas maka kita mesti berikhtiar menggali potensi siswa khususnya dalam menutur. Sejak awal kita bisa berpendapat bahwa ada kaitan antara proses berpikir dan berbahasa. Pengembangan keterampilan berbahasa sebenarnya telah dimulai sejak sejak bayi, melalui : (1) komunikasi verbal yang dikerjakan orang tua dan anak. (2) pengamatan audiovisual anak terhadap percakapan yang terjadi di sekitarnya. (3) pembimbingan dan pengajaran yang dilakukan di lingkungannya. Pengembangan proses berpikir umumnya dimulai di tingkat sekolah dasar dengan cara belajar membaca dan menulis lebih dulu. Jarang terdengar pembahasan menutur sebagai pengembangan dari membaca dan menulis. Kita bisa mendeteksinya saat siswa mengeluh mengenai tugas mengarang yang diberikan sekolah. Mengarang itu pada dasarnya adalah kegiatan menutur dalam bentuk tulisan.

Penulis berpendapat bahwa keterampilan menutur bisa tumbuh subur bila kebiasaan menutur mulai dikembangkan sejak dini, bahkan sebelum anak memasuki sekolah dasar. Setiap pendidik dan orang tua bisa bisa berperan dalam membina keterampilan menutur dengan cara mengikuti perkembangan minat dan masalah yang menjadi perhatian anak sesuai usia dan zamannya, diantaranya (1) memilih topik pembicaraan atau bacaan yang menarik bagi anak dari buku bacaan dan tema cerita anak yang beredar di pasaran.

(2) Memanfaatkan bahan bacaan yang menarik untuk pengembangan menutur anak, misalnya : foto keluarga, foto kegiatan, benda yang dibawa, potongan iklan/brosur, tanaman di halaman, identitas diri anak, dan sebagainya. Semuanya itu bisa digunakan sebagai bahan untuk menstimulasi perkembangan keterampilan menutur anak.

QR Code

Dengan segala hormat maka melalui media ini penulis hadirkan sebuah wacana dalam upaya menggali kemampuan menutur pada siswa di sekolah berbasis QR Code sebagai media bantu. Semua itu butuh keinginan dan kemampuan dari pendidik di sekolah atau latihan penguatan oleh orang tua di rumah.

Berikut cara yang bisa dikerjakan guru di sekolah : (1) Guru membuat atau mengambil cerita yang akan dituturkan oleh siswa. (2) Guru menyematkannya pada google.form secara teratur tiap halamannya atau menautkannya pada situs tertentu yang sesuai. (3) Guru mengkonversi format itu menjadi bentuk QR Code, (4). Tampilan cetakan kecil QR Code dibagikan pada siswa untuk di scan. (5) Pada tahap berikutnya siswa membaca tampilan cerita yang dimuat di smartphone nya untuk nanti dituturkan kembali di dalam kelas. (6) Selama menutur siswa tidak boleh melihat smartphone, siswa dibiarkan menutur sesuai dengan apa yang dibaca dan dicerna pikirannya.

(7) Jika ada kekurangan jangan dicemooh atau ditertawakan oleh semua yang hadir. (8) Biarkan siswa berekspresi dengan gayanya sesuai dengan apa yang dianalisa dan dihayati dari bacaan itu. (9) Jika siswa mengalami kesulitan mengingat materi yang dituturkan maka guru membantunya dengan kalimat tanya pada siswa. (10) Berilah penghargaan bagi siswa yang berupaya tampil maksimal dalam menutur.  Terakhir, cobalah apa yang siswa tuturkan itu ditulis oleh siswa penutur untuk mengasah kemampuan mengarang sesusai dengan apa yang dibaca dan dituturkannya.

Berikut ini contoh sederhana tampilan QR Code sebagai media bantu dalam menutur untuk siswa untuk di-scan.

Dengan kerendahan hati pada semua bahwa apa yang penulis sampaikan ini adalah hal yang baru dan butuh evaluasi dari semua. Hal ini penulis sampaikan mengingat kita pada dasarnya kita sering bercakap-cakap secara langsung atau lewat pesan/status bahkan di grup pada media sosial yang bisa disimak anggota grup.

Bertolak dari hal ini maka penulis berupaya menggali potensi siswa dalam tataran menutur dan bisa berklaborasi dengan kemajuan teknologi informasi supaya bisa sinergis. Jangan sampai kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan untuk kemajuan generasi kita. Wallohu’alam.***