KAPOL.ID–Dalam beberapa kegiatan yang bersifat kolosal di Kabupaten Tasikmalaya, ada satu komunitas yang kerap menyedot perhatian publik. Pasalnya, komunitas ini menunjukkan keunikan tersendiri: memakai kostum dari anyaman bambu.
Itulah Komunitas Bambu Raya. Komunitas ini beranggotakan 12 orang. Semua pengrajin anyaman bambu. Pemimpinnya adalah Dadang Suganda. Katanya, Komunitas Bambu Raya berdiri pada 1990-an. Berdomisili di Kampung Sarareuma, Desa Jayamukti, Kecamatan Leuwisari.
“Tapi, dalam beberapa tahun terakhir, kami lebih mengintensifkan diri. Kami melakukan kolaborasi dengan bidang-bidang lain selain produk barang. Di antaranya memperluas garapan ke fesyen dan dekor bambu,” ujar Dadang.
Sejak merambah ke sektor fesyen dan dekor, serta tetap mempertahankan bambu sebagai material dasar produknya, Dadang merasa Komunitas Bambu Raya memiliki nilai ganda. Di satu sisi, ia mempertahankan nilai UKM, sementara di sisi lain juga menghadirkan nilai seni.
Dalam sektor fesyen, Komunitas Bambu Raya antara lain membuat kostum Tanduk Minangkabau, Burung Cendrawasih (Irian Jaya), Putri Katulistiwa, dan tentu saja kostum khas Sunda. Selain produk-produk tadi, komunitas ini bisa membuat produk sesuai pesanan.
“Berkat inovasi ini, alhamdulillah kami mulai dipercaya jadi maskot Kecamatan Leuwisari pada 2015. Selanjutnya produk kami juga kian diakui. Tawaran-tawaran untuk tampil juga berdatangan, bahkan dari luar kota,” lanjut Dadang.
Atas kesuksesan yang dicapainya, Komunitas Bambu Raya juga tidak berpaling dari tugas sosial. Untuk beberapa kesempatan, komunitas ini menjadi tutor bagi anak-anak sekolah. Mulai dari SD hingga menengah atas. Bahkan untuk siswa-siswa Paket C.
—- Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment —-
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web: https://kapol.tv
Twiter : https://twitter.com/kapoltv
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Instagram : https://www.instagram.com/kapol_id
Portal Inside : https://kapol.id/