OPINI

Menelisik Sejarah Peran Islam Untuk Persia dan Romawi 570-1215 M

×

Menelisik Sejarah Peran Islam Untuk Persia dan Romawi 570-1215 M

Sebarkan artikel ini

Oleh Ilham Abdul Jabar, S.Kom
Dewan Guru Kelas Mahasiswa Pesantren Al Hikmah Mugarsari Kota Tasikmalaya, Aktivis GP Ansor Kota Tasikmalaya

Di Bulan Rabi’ul Awal ini, saya memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw dengan fokus baca buku karya David Levering Lewis dengan judul asli “God’s Crucible: Islam and the Making of Europe (570-1215).” Yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul “The Greatness Of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat (570-1215 M).”

Ingin tahu, bagaimana situasi Persia dan Romawi sebelum Rasulullah Saw lahir. Dan bagaimana situasi dua negara adidaya adikuasa itu setelah Rasulullah Saw lahir hingga ajarannya bisa mewarnai peradaban Barat. bacanya berat sih. Tapi asyik juga.

Secara singkat, buku setebal 660 halaman ini dibagi menjadi enam belas bab. Masing-masing membahas aspek berbeda dari hubungan antara Islam dan Eropa. Pemaparan historis paralelisme-nya lumayan dan komprehensif.

Lewis memulai buku ini dengan latar belakang sosial dan politik dari persaingan Persia dan Romawi yang dibahas secara detail dari sisi intern maupun ekstern.

Kemudian muncul bangsa Arab (Saracen) yang dianggap terbelakang namun nantinya menjadi kekuatan baru setelah mendapat pencerahan dari tokoh Nabi Muhammad SAW yang diteruskan oleh para khalifahnya. Di halaman 66 sampai 104, Lewis memberikan bahasan sendiri dalam babnya dengan judul “Orang Arab Datang!”

Rasulullah

Pada bab ini, ia mengisahkan kehidupan Rasulullah Saw mulai dari kelahirannya, masa mudanya, masa perjuangannya hingga Rasulullah Saw wafat. Namun uniknya dalam versi Rasulullah Saw sebagai tokoh berpengaruh Arab. Bukan sebagai utusan Allah terakhir yang menegakan syari’at Islam.

Setelah itu, di bab yang lain Lewis membahas kepemimpinan Khulafaur Rasyidin hingga Dinasti Umayah dan Abbasiyah. Sungguh buku yang rekomended jika ingin megetahui peradaban Islam dan Eropa dalam satu hembusan nafas.

Ia kemudian membahas pertukaran intelektual dan budaya yang terjadi antara umat Muslim dan Eropa pada abad ke-8 dan ke-9. Fokusnya pada transmisi pengetahuan dan pengembangan ide-ide ilmiah dan filosofis baru.

Lewis mengakhiri bukunya dengan sejarah dramatis, mengisahkan kehancuran Islam di Eropa oleh fundamentalisme dan militansi kalangan Kristen. Namun, kisah tersebut justru membawa bara pencerahan Eropa.

Kita tahu bagaimana potret tumbuhnya dunia intelektual di sana, seperti dua filsuf besar akhir abad ke-13. Yaitu Maimonides (filsuf Yahudi) dan Ibnu Rusyd (filsuf Muslim) yang pikiran-pikirannya terwariskan dalam sejarah perkembangan intelektual bangsa Eropa.

Semoga dengan versi apapun cara kita memperingati maulid baginda Rasulullah, sama-sama mendapatkan syafa’at darinya. Aamiin. Wallahu a’lam.***